C.
SANGIRAN DAN TRINIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran ini peserta didik
diharapkan mampu:
1)
menganalisis Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia purba;
2)
menganalisis beberapa temuan fosil di Sangiran; dan
3) menganalisis beberapa
temuan fosil di Trinil.
MATERI PEMBELAJARAN
Pernahkah
kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba
Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, tentu ini
sangat membanggakan bangsa Indonesia. Pengakuan tersebut tentu didasari
berbagai pertimbangan yang kompleks. Satu di antaranya karena di wilayah
tersebut tersimpan ribuan peniggalan manusia purba yang menunjukkan proses
kehidupan manusia dari masa lalu. Sangiran telah menjadi sentra kehidupan
manusia purba. Berbagai penelitian dari para ahli juga dilakukan di sekitar
Sangiran. Beberapa temuan fosil di Sangiran telah mendorong para ahli untuk
terus melakukan penelitian termasuk di luar Sangiran.
Dari
Sangiran kita mengenal beberapa jenis manusia purba di Indonesia. Setelah
ditetapkan sebagai warisan dunia, Situs Manusia Purba Sangiran dikembangkan
sebagai pusat penelitian dalam negeri dan luar negeri, serta sebagai tempat
wisata. Selain itu Sangiran juga member manfaat kepada masyarakat di
sekitarnya, karena pariwisata di daerah tersebut.
Peninggalan
manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di Pulau
Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para peneliti belum
berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil
ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penemuan
penting fosil manusia di beberapa tempat.
1.
Sangiran
Perjalanan
kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan
bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan
Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Di dalam
buku Harry Widianto dan Truman Simanjutak, Sangiran
Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupaka sebuah kompleks situs
manusia purba dari Kala Pleitosen yang palin lengkap dan paling penting di
Indonesia, dan bahkan di Asia.
Lokasi
tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk
tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu
mempunyai luas delapan kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan
suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya
erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang.
Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan
batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk
artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung
hitam dan pasir fluvio-volkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada
musim kemarau.
Sangiran
pertama kali ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun 1864, dengan laporan
penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak
dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama.
Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald
menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar dua km di
barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan
penting bagi Situs Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan
penting bagi situs sangiran.
Situs
Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja,
akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang,
dan juga lingkungan. Beberapa fosil yang ditemukan dalamseri
geologis-stragtigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua
juta tahun, menunjukkan tentang hal itu.
2.
TRINIL
Trinil
adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo,masuk wilayah administrasi
kabupaten Ngawi,Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di
daerah ini jauh sebelum von
Koenigswald menemukan Sangiran pada
1934. Seorang ahli anatomi dari belanda (Eugene
Dubois) melakukan penelitian dengan cara ekskavasi (penggalian). Ekskavasi
yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa
manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.Penggalian Dubois dilakukan pada
endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan itu ditemukan atap tengkorak
Pthecanthropus erectus,dan beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang
menunjukkan pemiliknya berjalan tegak.
Eugene Dubois
Tidak ada komentar:
Posting Komentar